09 Oktober 2007

Hikmah Puasa

Hikmah Puasa
Dan Aplikasinya Dalam Kesaharian

Oleh
Uib Sholahuddin Al Ayubi

Ramadhan adalah bulan disyari'atkannya puasa, yang merupakan salah satu dari rukun Islam, sebagaimana Allah Swt : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atasa orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa" (al-Baqarah/2:183). Puasa adalah ekspresi penghambaan yang memiliki dimensi ritual dan sosial sekaligus, karena di dalamnya terdapat anjuran bersedekah, shalat-shalat sunnah, tadarus, zakat fitrah, shalat ied, dan sebagainya.
Puasa menurut syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah, karena mengharapkan ridho-Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan Taqwa kepada-Nya.
Ramadhan bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya. Kita menyambut dengan suka ria, sebagai ummat Islam yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan ini. Bukan saja telah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda, malah di bulan Ramadhan kitab suci al-Quran, diturunkan yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah.
Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terthindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri. Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita mengawal diri kita untuk tidak makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari, karena mematuhi perintah Allah.Walaupun isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya diketika masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah Swt.
Selain posisi istimewa di sisi Allah SWT yang diperoleh oleh seorang mukmin yang berpuasa, hikmah dari puasa juga teramat besar. Baik hikmah rohani maupun jasmani, baik terhadap diri pribadi maupun kepada masyarakat luas. Ramadhan juga sebagai syahrul ibadah (bulan ibadah) dimana terdapat nilai ibadah yang tinggi serta semangat beribadah yang tinggi. Selain itu juga sebagai "Syahrul Fath" (bulan kemenangan). Umat Islam memperoleh kemenangan dalam "perang kecil", perang Badar. Bisa dikatakan juga sebagai "Syahrul Huda" (bulan petunjuk) karena pada bulan Ramadhanlah turunnya petunjuk kehidupan yaitu al-Quran pada pertama kalinya. Selain itu bulan Ramadhan juga disebut sebagai "Syahrul Ghufran" (bulan penuh ampunan). Pada bulan ini, dimudahkan pintu pengampunan dan pembebasan dari api neraka. Sebagai "Syahrus Salam" (bulan keselamatan), bulan Ramadhan adalah bulan yang mengandung nilai-nilai edukatif yang dapat menciptakan keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian bagi umat manusia.
Dan yang terakhir adalah sebagai "Syahrul Jihad" (bulan perjuangan). Pada bulan ini, manusia dihadapkan pada perjuangan yang amat besar. Mereka menahan diri dari perbuatan yang biasa diperbuat, selain menahan diri dari "ritualitas" makan dan minum sebagai kebutuhan primer sejak fajar sampai terbenamnya matahari. Dan kalau sudah berbuka, dianjurkan untuk menahan diri dari makan dan minum yang berlebihan bahkan dianjurkan untuk membatasinya. Upaya ini merupakan cara untuk memelihara kesehatan jasmani.
Untuk semua itu, bila kita melaksanakan puasa, kita akan mengadaptasi diri kita dengan mereka yang berekonomi lemah yang sering sehari-hari dalam kehidupannya selalu merasakan haus dan lapar, sehingga kita akan timbul rasa kasih sayang dan memiliki rasa sosial yang akan menjadi perjalanan rohani tersendiri. Dan setidak-tidaknya kehausan dan kelaparan yang diakibatkan puasa tersebut akan mengingatkan kita pada kaum fakir miskin sehingga termanifestasi untuk mengeluarkan sedekah sebagai tindakan nyata dari rasa kesalehan sosial yang nantinya akan menjembatani antara si kaya dan si fakir, hingga pada akhirnya akan tercipta manusia-manusia yang mempunyai etika dan kepekaan sosial yang tinggi.
Rasulallah Saw bersabda, ‘Wahai manusia barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka puasa kepada orang mukmin yang sedang berpuasa pada bulan ini, pahala baginya adalah (setara dengan) membebaskan budak dan mendapatkan ampunan dosa-dosanya yang telah lalu’. Dalam hadits ini tentunya anjuran untuk memberi makan kepada kaum yang lemah yaitu fakir miskin yang berpuasa.
Dibulan ramadhan kita dianjurkan untuk tidak berbuat atau ucapan-ucapan yang mengarah pada kedustaan dan perbuatan jelek, dalam hal ini pula Rasulallah bersabda : “Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan amal jahat, maka Allah tidak butuh kepadanya ia meninggalkan makan dan minum”. (HR. Bukhori). Namun tindakan seperti yang dianjurkan oleh Rasulallah tidak hanya dilakukan pada bulan ramadhan saja, melainkan bagaimana anjuran ini dilakukakan di bulan-bulan selanjutnya.

Tidak ada komentar: